Equityworld Futures Semarang: Impor tembaga November China naik ke level tertinggi sejak Maret
- PT Equityworld Futures Semarang

- Dec 7, 2021
- 2 min read

Equityworld Futures Semarang (07 Desember) - Impor tembaga China pada November naik 24,3% dari bulan sebelumnya ke level tertinggi sejak Maret di 510.402 ton, data bea cukai menunjukkan pada Selasa, karena permintaan meningkat setelah meredanya krisis listrik yang telah merusak produksi industri.
Kedatangan tembaga mentah dan produk di konsumen utama tembaga dunia masih turun 9,1% tahun-ke-tahun, namun, meskipun naik untuk bulan ketiga berturut-turut pada November, Administrasi Umum Bea Cukai mengatakan.
Aktivitas di industri manufaktur dan konstruksi padat-tembaga China meningkat pada November karena penjatahan listrik yang meluas dan lonjakan harga bahan mentah mereda.
Stok tembaga olahan di gudang berikat Shanghai SMM-CUR-BON turun 17% pada November menjadi hanya di bawah 170.000 ton, rekor terendah.
Namun bulan lalu bea cukai mengatakan kepada perusahaan, termasuk importir tembaga, bahwa untuk sementara akan berhenti mengeluarkan faktur pajak pertambahan nilai (PPN) karena tampaknya akan menunda beberapa pendapatan pajak hingga 2022, yang berpotensi menghambat pembelian.
Kedatangan konsentrat tembaga, atau bijih yang diproses sebagian, mencapai rekor tertinggi 2,19 juta ton di bulan November, naik 21,9% bulan ke bulan.
“Mengurangi kekurangan daya dan biaya perawatan yang menguntungkan mendorong lebih banyak pembelian konsentrat,” tulis analis ANZ dalam sebuah catatan.
Pembelian yang lebih tinggi juga mencerminkan pemeliharaan smelter yang lebih rendah pada November dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, kata analis CRU Craig Lang.
Penambang tembaga dalam pembicaraan dengan pabrik peleburan pada kontrak 2022 mengawasi dengan cermat impor konsentrat China, dengan penutupan tambang Las Bambas di Peru yang diperkirakan akan menekan pasokan.
ALUMINIUM
Ekspor aluminium dan produk China yang tidak ditempa naik 20,1% YoY menjadi 509.318,50 ton pada November, tertinggi sejak Maret 2020.
Meskipun mengurangi risiko pasokan magnesium, ekspor semi China akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan "karena pembeli menerima pesanan yang dibuat sebagai lindung nilai terhadap potensi gangguan pasokan dari kekurangan magnesium," tambah Wlazly.
Keputusan Komisi Eropa untuk menunda bea masuk 14-25% untuk produk lembaran dan gulungan dari China juga dapat mendorong ekspor.

news edited by Equityworld Futures Semarang


Comments