top of page

Equityworld Futures Semarang : Awas, Harga Emas Bakal Tergelincir Lagi

  • Writer: PT Equityworld Futures Semarang
    PT Equityworld Futures Semarang
  • Aug 12, 2020
  • 2 min read

Equityworld Futures Semarang - Setelah mencapai level tertinggi, harga emas mengalami penurunan, baik di skala internasional maupun dalam negeri. Laman Economic Times pada Selasa (12/8/2020) menyebut, harga emas di pasar spot turun sebesar 0,5 persen ke level USD 1.920,04 per ons. Sedangkan, emas berjangka AS turun sebesar 0,7 persen ke level USD 1.930,70 per ons.


Di dalam negeri, harga emas Antam atau PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun Rp 30 ribu per gram menjadi Rp 1.026.000 per gram pada Rabu (12/8/2020). Pada pekan lalu, harga emas sempat memecahkan rekor tertinggi Rp 1.056.000 per gram.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penurunan ini diprediksi akan terus berlangsung seiring dengan penemuan vaksin Covid-19 dan pemulihan ekonomi secara bertahap. Harga emas internasional diperkirakan telah menyentuh level tertingginya yaitu di USD 2.074 per troy ounce.


Diperkirakan, harga emas bakal terkoreksi cukup tajam ke level USD 1.800 per troy ounce.


"Kalau seandainya tembus di level support US 1.800, emas akan terus terkoreksi ke USD 1.615, ini merupakan harga terendah di tahun ini, akibat membaiknya ekonomi AS dan ditemukannya obat pandemi Covid-19 dari Rusia," ujar Ibrahim dalam pernyataannya, Rabu (12/8/2020).


Sebelumnya pada Selasa, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan negaranya telah menemukan vaksin Covid-19. Menteri Perindustrian Rusia Denis Manturov bahkan menyatakan, pihaknya yakin bisa memproduksi massal vaksin ini pada September 2020.


Di sisi lain, ketegangan internal di kalangan pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam menggelontorkan stimulus penanganan Covid-19 membuat pasar ragu. Ditambah, ekonomi AS tercatat sudah mulai membaik. Buktinya, Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (7/8/2020) lalu melaporkan tingkat pengangguran di bulan Juli turun dari 11,1 persen menjadi 10,2 persen.


Kemudian, rata-rata gaji per jam juga tercatat mengalami kenaikan 0,2 persen di bulan Juli setelah menurun dalam 2 bulan beruntun. Dengan kenaikan gaji, diperkirakan masyarakat AS bisa meningkatkan lagi belanja rumah tangganya, dan hal itu akan berpengaruh terhadap produk domestik bruto.


Hal-hal tersebut membuat para investor yakin dan mulai berani masuk ke instrumen yang lebih beresiko. Akhirnya, emas mulai ditinggalkan dan harganya jadi turun.


"Saat ini pasar mengalihkan investasinya di dollar AS, Saham dan Obligasi," kata Ibrahim.


 
 
 

Comments


bottom of page