Equityworld Futures Semarang : Shooting Star Muncul Lagi, Rupiah Siap 'Hajar' Dolar AS
- PT Equityworld Futures Semarang
- Jul 9, 2020
- 2 min read

Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah menguat tipis 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.440/US$ pada awal pekan Senin kemarin. Penguatan tersebut sekaligus mengakhiri rentetan penurunan dalam 7 hari beruntun.
Pada perdagangan hari ini, Selasa (7/7/2020), rupiah berpeluang kembali menguat. Sepanjang pekan lalu, rupiah melemah akibat adanya risiko kenaikan inflasi yang membuat real return berinvestasi di Indonesia menjadi menurun.
Hal ini terjadi setelah Bank Indonesia (BI) pada hari Senin pekan lalu setuju "burden sharing" dengan pemerintah dalam rangka memerangi pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
Pemerintah sebelumnya mengajukan "burden sharing" di mana BI akan membeli obligasi pemerintah tanpa bunga alias zero coupon untuk keperluan public goods senilai Rp 397,56 triliun. Kemudian ada lagi untuk non-public goods, BI akan menyerap obligasi pemerintah dengan yield sebesar suku bunga 7 Day Reserve Repo Rate dikurangi 1%.
Ada kecemasan di pasar jika rencana "burden sharing" tersebut akhirnya terealisasi, inflasi di Indonesia akan mengalami kenaikan akibat semakin banyaknya jumlah uang yang beredar.
Tetapi Gubernur BI, Perry Warjiyo kemarin sore mengatakan dampak inflasi yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut tidak besar. Rupiah pun mendapat tenaga untuk kembali menguat hari ini, dan mendongkel keperkasaan dolar AS.
Secara teknikal, penguatan rupiah kemarin membentuk pola Shooting Star lagi. Pola ini sering muncul pada bulan April lalu ketika rupiah akhirnya mampu menguat tajam.
Jika dilihat pada grafik, badan (candle stick) kecil di bagian bawah, sementara ekornya panjang ke atas. Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau USD/IDR akan bergerak turun, dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.
Hal ini diperkuat dengan indikator stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang turun, yang artinya dolar AS berpeluang melemah setelah stochastic mencapai overbought.
Artinya ada peluang rupiah akan menguat, dengan support (tahanan bawah) terdekat di Rp 14.415/US$. Jika berhasil dilewati, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.300/US$.
Resisten (tahanan atas) terdekat berada di kisaran Rp 14.510/US$, selama tidak dilewati, rupiah masih berpeluang menguat.
Untuk jangka lebih panjang, rupiah sebenarnya masih berpeluang menguat ke Rp 13.565/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 100% masih terbuka, selama bertahan di bawah Rp 14.730/US$ (Fibonnaci Retracement 61,8%)
news edited by Equityworld Futures Semarang
Comments