Equityworld Futures Semarang : Jangan Kaget! Rupiah Nyaris ke Rp 14.600/US$
- PT Equityworld Futures Semarang
- Jul 3, 2020
- 2 min read

Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah merosot tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (3/7/2020), hingga nyaris mencapai Rp 14.600/US$. Lonjakan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di dalam negeri, tanda-tanda kebangkitan ekonomi AS membuat rupiah terpukul.
Rupiah sebenarnya mengawali perdagangan dengan stagnan di Rp 14.305/US$, tetapi dalam waktu singkat langsung ambrol. Kemerosotan rupiah terus berlanjut hingga 2% ke level Rp 14.590/US$, yang merupakan level terlemah sejak 29 Mei lalu.
Untungnya rupiah berhasil memangkas pelemahan, berada di level Rp 14.448/US$ atau melemah 1% pada pukul 12:00 WIB, di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Kemarin setelah perdagangan dalam negeri ditutup, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melaporkan jumlah pasien positif corona per 2 Juli 2020 adalah 59.394 orang. Bertambah 1.624 orang (2,81%) dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Penambahan pasien yang mencapai 1.624 orang dalam sehari adalah rekor tertinggi sejak Indonesia mencatatkan kasus perdana pada awal Maret. Sementara dari sisi persentase, laju 2,81% adalah yang tercepat sejak 18 Juni.
Dalam 10 hari terakhir, penambahan kasus corona di Ibu Pertiwi selalu lebih dari 1.000 per hari. Selama 14 hari ke belakang, rata-rata penambahan kasus adalah 1.188 orang per hari. Naik dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 996 orang per hari. Akibatnya, kurva kasus corona di Indonesia semakin jauh dari kata melandai, yang ada semakin melengkung ke atas.
Di sisi lain, Departemen Tenaga Kerja AS kemarin melaporkan data non-farm payroll atau jumlah tenaga kerja yang terserap di luar sektor pertanian, sebanyak 4.8 juta orang di bulan Juni, jauh lebih tinggi dari prediksi Reuters sebanyak 3 juta orang, dan lebih tinggi dari bulan sebelumnya 2,699 juta orang.
Selain itu tingkat pengangguran juga turun menjadi 11,1%, dari bulan Mei 13,3% dan lebih rendah dari prediksi Reuters sebesar 12,3%.
Besarnya jumlah tenaga kerja yang kembali direkrut menunjukkan roda bisnis di negeri Paman Sam kembali berputar, dan menguatkan harapan perekonomian akan segera bangkit pasti merosot akibat pandemi Covid-19.
Memang data tersebut memberikan 2 efek, yang pertama sentimen pelaku pasar kembali membaik, yang bisa menjadi modal rupiah untuk menguat. Di sisi lain, data tersebut juga membuat dolar AS perkasa yang memberikan tekanan bagi rupiah.
Ternyata efek penguatan dolar lebih dominan. Alhasil, rupiah berisiko membukukan pelemahan 7 hari beruntun hari ini.
news edited by Equityworld Futures Semarang
Comments