top of page

Equityworld Futures Semarang : Dolar AS Diterpa Isu Suku Bunga Negatif, Rupiah Siap Menguat ?

  • Writer: PT Equityworld Futures Semarang
    PT Equityworld Futures Semarang
  • May 13, 2020
  • 2 min read

Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (12/5/2020) kemarin, bahkan menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia meski hanya melemah 0,2% di Rp 14.880/US$.


Sentimen pelaku pasar global yang memburuk akibat munculnya risiko penyebaran pandemi virus corona (Covid-19) gelombang kedua membuat rupiah tertekan. Risiko tersebut muncul akibat pelonggaran kebijakan karantina wilayah (lockdown) maupun social distancing.


China dan Korea Selatan yang sebelumnya sudah "menang" melawan virus corona kini harus kembali siaga akibat adanya penambahan kasus baru. Pemerintah China mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown di Kota Shulan, Provinsi Jilin.


Perhatian juga tertuju ke Eropa dan Amerika Serikat yang mulai melonggarkan lockdown, apakah terjadi peningkatan kasus atau masih tetap dalam tren menurun.

Selain itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) kemarin melaporkan penjualan ritel pada Maret 2020 turun 4,5% year-on-year (yoy). Pada April, penjualan ritel diperkirakan turun lebih dalam, 11,8%. Sentimen negatif dari luar dan dalam negeri tersebut membuat rupiah akhirnya melemah kemarin. Tetapi hari ini, Rabu (13/5/2020) ada peluang rupiah kembali menguat. Dolar AS sedang tertekan akibat isu suku bunga negatif. Presiden AS, Donald Trump, melalui akun twitternya sekali lagi mendorong bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menerapkan suku bunga negatif. "Selama negara lain mendapat keuntungan dalam menerapkan suku bunga negatif, Amerika Serikat seharusnya juga menerima "Hadiah". Jumlah yang besar!" ciut Trump. Data Bank of America Securities menyebutkan bahwa ada peluang 23% suku bunga acuan AS bisa di bawah 0% pada akhir tahun ini. Pekan lalu, peluangnya masih 10%. Ketua The Fed, Jerome Powell, akan berpidato di hadapan Kongres AS malam ini, dolar AS kemungkinan masih berada dalam mode "defensif" menanti pidato tersebut, dan bisa dimanfaatkan rupiah untuk kembali menguat.


 
 
 

Commentaires


bottom of page