Equityworld Futures Semarang : BI Pangkas Suku Bunga, Dolar Singapura Melemah Lagi
- PT Equityworld Futures Semarang
- Aug 22, 2019
- 2 min read

Equityworld Futures Semarang - Dolar Singapura kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Kamis (22/8/19), melanjutkan pelemahan pada perdagangan Rabu kemarin. Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acunnya 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) pada hari ini memberikan sentimen positif bagi rupiah.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Agustus 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (22/8/2019).
Perry menegaskan pemangkasan suku bunga acuan dilakukan karena rendahnya inflasi, dan tetap menariknya imbal hasil aset domestik. Kebijakan kali ini juga diambil sebagai langkah pre-emptive untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depannya.
BI juga optimis kedepannya perekonomian Indonesia akan tetap bagus ditopang pertumbuhan investasi yang tinggi. BI memprediksi pertumbuhan tahun 2019 berada di titik bawah kisaran 5-5,4%, sementara di tahun 2020 diprakirakan berada di titik atas 5,1-5,5%. Untuk inflasi, BI juga melihat masih akan terjaga dan stabil di bawah titik tengah sasaran 3,5% plus minus satu persen dan di 2020 berada di kisaran 3% plus minus satu persen, sehingga ke depannya BI tetap menerapkan kebijakan akomodatif.
Harapan akan terakselerasinya laju pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah suku bunga kembali dipangkas memberikan sentimen positif ke rupiah. Di sisi lain, dolar Singapura masih belum mampu lepas dari tekanan akibat pelambatan ekonomi. Data terakhir yang dirilis pekan lalu menunjukkan Ekonomi Singapura nyaris tidak tumbuh karena laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2019 hanya di level 0,1% year-on-year (YoY), lebih rendah dari konsensus pasar yang memproyeksi pertumbuhan 0,2% secara tahunan, dilansir Trading Economics. Sementara itu, laju pertumbuhan PDB secara kuartalan atau quarter-to-quarter tercatat mengalami kontraksi 3,3%, juga lebih lemah dari konsensus pasar yang memproyeksi kontraksi di level 2,9%, dilansir Trading Economics. Dua sentimen berbeda tersebut membuat dolar Singapura melemah 0,2% ke level Rp 10.262,51 pada perdagangan hari ini, melanjutkan pelemahan 0,1% Rabu kemarin, berdasarkan data Refinitiv.
news edited by Equityworld Futures Semarang
Comments